Pages

30 July 2012

Racun penyembuh ibuku

Seorang gadis bernama
Marsya tinggal bersama
Ayah dan Ibu tirinya. Karna
Ibunya telah lama
meninggal oleh karna itu

Ayahnya memutuskan untuk menikah lagi. Marsya
yang saat itu masih remaja
mau tidak mau mengikuti
permohonan ayahnya
untuk menikah. Dalam waktu singkat,
marsya menyadari bahwa ia
tidak cocok dengan Ibu
tirinya dalam segala hal.
Kepribadian mereka
berbeda, dan Marsya sangat marah dengan banyak
kebiasaan Ibu tirinya itu.
Marsya juga dikritik terus-
menerus. Hari demi hari,
minggu demi minggu,
Marsya dan ibu tirinya tidak pernah berhenti konflik dan
bertengkar. Keadaan jadi
tambah buruk, karena
Ayahnya selalu menyuruh
marsya untuk menurut apa
kata ibu tirinya, Marsya harus taat kepada setiap
permintaan sang Ibu. Semua keributan dan
pertengkaran di rumah itu
mengakibatkan ayahnya
selalu memarahinya.
Akhirnya, Marsya tidak
tahan lagi dengan temperamen buruk dan
dominasi ibu tirinya, dan dia
memutuskan untuk
melakukan sesuatu.
Marsya pergi menemui
teman baik Ayahnya, Ustad Ali, pengurus masjid dekat
rumahnya. Marsya
menceritakan apa yang
dialaminya dan meminta
kalau-kalau Ustad Ali dapat
memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya
selesai. Ustad Ali berpikir sejenak
dan tersenyum dan
akhirnya berkata, Marsya,
saya akan menolongmu,
tapi kamu harus
mendengarkan dan melakukan semua yang
saya minta. Marsya menjawab,”Baik,
saya akan melakukan apa
saja yang ustad minta.”
Ustad Ali masuk kedalam
ruangan dan kembali
beberapa menit kemudian dengan sebotol air. Dia memberitahu Marsya,
“Kamu tidak boleh
menggunakan racun yang
be-reaksi cepat untuk
menyingkirkan ibu tirimu,
karena nanti orang-orang akan curiga. Karena itu saya
memberimu sebotol air
yang secara perlahan akan
meracuni tubuh Ibu tirimu.
Setiap hari masaklah
untuknya dan kemudian campurkan sedikit air ini.
Nah, untuk memastikan
bahwa tidak ada orang
yang mencurigaimu pada
waktu ia meninggal, kamu
harus berhati-hati dan bertindak dangan sangat
baik dan bersahabat. Jangan
berdebat dengannya, taati
dia, dan perlakukan dia
seperti ibu kandungmu.” Marsya sangat senang. Dia
kembali ke rumah dan
memulai rencana
pembunuhan terhadap ibu
tirinya. Minggu demi minggu
berlalu, dan berbulan bulan
berlalu, dan setiap hari,
Marsya melayani ibu tirinya
dengan masakan yang
dibuat secara khusus. Marsya ingat apa yang
dikatakan Ustad Ali tentang
menghindari kecurigaan,
jadi Marsya mengendalikan
emosinya, mentaati ibu
tirinya, memperlakukan ibu tirinya seperti ibu-nya
sendiri dengan sangat baik
dan bersahabat. Setelah eman bulan, seluruh
rumah berubah. marsya
telah belajar mengendalikan
emosi-nya begitu rupa
sehingga hampir-hampir ia
tidak pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan.
Dia tidak berdebat sekalipun
dengan ibu tiri-nya, yang
sekarang kelihatan jauh
lebih baik dan mudah
ditemani. Sikap ibu tirinya juga
berubah, dan dia mulai
menyayangi marsya seperti
anaknya sendiri. Dia terus
memberitahu teman-teman
dan kenalannya bahwa marsya adalah anak baik
yang pernah dimilikinya.
Marsya dan ibu tirinya
sekarang berlaku seperti ibu
dan anak sungguhan. Ayah
marsya sangat senang melihat apa yang telah
terjadi. Satu hari, Marsya datang
menemui Ustad Ali dan
minta pertolongan lagi. Dia
berkata, “Ustad, tolonglah
saya untuk mencegah racun
itu membunuh ibu saya. Dia telah berubah menjadi
wanita yang sangat baik
dan saya mengasihinya
seperti ibu saya sendiri. Saya
tidak ingin dia mati karena
racun yang saya berikan.” Ustad Ali tersenyum dan
mengangkat kepalanya.
“Marsya, tidak usah
khawatir. Saya tidak
pernah memberimu racun.
Air yang saya berikan dulu adalah Air Zam-Zam untuk
meningkatkan
kesehatannya. Satu-satunya
racun yang pernah ada ialah
didalam pikiran dan
sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh
kasih yang engkau berikan
padanya.”

0 komentar:

Post a Comment