Pages

17 July 2012

Kisah: Kemana mesti kujual jam tangan ini?

“Sesungguhnya hanyalah
kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan
kesedihanku.” (QS. 12 : 86) Umar, seorang pegawai BUMN
yang berlokasi di Kalimantan

Timur tengah berada di
Jakarta untuk keperluan
dinas. Setelah menginap
beberapa hari di sebuah hotel di Jakarta, rencananya siang
itu ia hendak check-out dan
menyelesaikan pembayaran
bill hotel. Bill hotel sudah ditangan
Umar. Tertera di sana sejumlah
angka yang harus dibayar.
Seperti kalkulasinya, bill hotel
tidak melebihi budget kantor
yang ia pegang. Ia pun hendak mengeluarkan uang
dari sakunya. Namun ia
mundur beberapa langkah
dari desk receptionist. Ia
ambil posisi di sebuah kursi
dalam lobby hotel yang lega. Uang ia keluarkan sebesar nilai
yang tertera dalam bill
tersebut. Satu juta empat
ratus ribu rupiah ia keluarkan
dari sakunya untuk
membayar bill hotel. Belum lagi ia bangkit dari kursinya
untuk membayarkan uang
tersebut kepada petugas
hotel, maka tiba-tiba ia
dihampiri oleh seseorang yang
tidak ia kenal. Pria itu berparas menarik.
Pakaiannya rapi dengan
semua asesoris yang
meyakinkan. Dengan sedikit
pembicaraan awal, pria itu
dapat menawan Umar hingga ia tidak jadi berdiri dan
membayarkan uang ke
petugas hotel. Hanya
beberapa menit obrolan di
antara mereka berdua, pria itu
menunjukkan sebuah jam ROLEX Oyster Perpetual
berwarna emas kepada Umar.
Pria itu meyakinkan Umar
bahwa ia hendak menjual jam
tersebut dengan harga murah.
Awalnya Umar sadar bahwa ini adalah sebuah modus
penipuan yang marak berlaku
di Jakarta. Ia menampiknya.
Namun aneh, entah pengaruh
hipnotis atau apa tanpa ia
sadari orang itu pergi. Kini jam Rolex berwarna emas
sudah ada di tangan Umar. Ia
kaget mendapatinya. Bahkan
yang membuat ia lebih kaget
lagi adalah saat ia sadari uang
untuk bayar bill hotel sejumlah Rp 1,4 juta sudah
raib! Kini sadarlah Umar
bahwa ia baru saja ditipu
seseorang.
“Sial…, Bagaimana aku bisa
bayar hotel!!!” keluh Umar. Dalam kekalutan itu, Umar
merasa malu kepada
receptionist hotel yang
menunggu bayaran darinya.
Sejurus kemudian Umar
datang ke desk receptionist dan mengatakan bahwa ada
barang yang ingin ia beli di
mall dan ia titipkan luggage-
nya di receptionist. Ia berjanji
dalam beberapa saat akan
kembali lagi. Umar panik, ia tidak punya
uang untuk bayar hotel.
Dalam kepanikan itu, ia
bergumam, “Allah…, tolong
bantu aku!” Itulah yang dilakukan oleh
Umar. Ia berpasrah diri
kepada Allah. Dia sampaikan
kegalauan dan kepanikannya.
Maka tawakkal kepadaNya
pada waktu sulit adalah penenang jiwa ketika panik.
Pelita hati dalam kegelapan
hidup. Berpeganglah terus
pada taliNya. Sungguh
beruntung mereka yang
bersandar hanya kepada Dia Ash-Shamad. Dipeganginya jam Rolex itu.
Umar merasa yakin bahwa
jam ini adalah palsu. Namun
dugaan itu ia tepis. Ia ingin
mencoba peruntungan untuk
menawarkan jam tersebut ke toko-toko jam mewah yang
berada di bilangan Senen,
Jakarta. Setidaknya ini adalah
sebuah usaha, ikhtiar yang
bisa membuat hidup lebih
mudah dan menjadi sebab atas datangnya pertolongan
Allah Swt. Namun yang terjadi adalah
seperti dugaan Umar semula.
Setiap toko jam mewah yang
ia datangi, semuanya berujar
bahwa jam yang dibawa
Umar adalah palsu! 4 toko sudah ia sambangi,
namun usahanya belum
menuai hasil. Umar bertambah
panik. Dalam kekalutan itu
lag-lagi Umar terus berdoa
kepadaNya sambil berkata, “Allah…, tolong aku!” Umar lalu masuk ke plaza
Atrium Senen. Ia bertanya
kepada seorang petugas
security dimana toko jam
mewah di plaza ini. Setelah
ditunjukkan, Umar pun bergegas ke sana. Umar
merasakan di dalam dirinya
bahwa di sana ada secercah
harapan. Sesampainya di toko yang
dimaksud, Umar mendorong
pintu kaca dan memberanikan
diri bertanya kepada petugas
toko yang ada. “Pak, saya
mau menawarkan jam Rolex ini, apakah toko ini tertarik
untuk beli?” ujar Umar.
Seorang pelayan toko tanpa
meneliti terlebih dahulu jam
yang dibawa Umar langsung
berkomentar, “Wah pak…. itu mah Rolex palsu! Pasti Anda
tertipu ya!” Lemas Umar
mendengarnya, rupanya
petugas toko jam itu sudah
amat berpengalaman. Tanpa
menelitit terlebih dahulu ia sungguh mengerti mana jam
Rolex yang palsu dan orisinal. Namun Umar pantang
menyerah, ia datangi seorang
petugas toko wanita yang
ada di sana. Umar dapati
petugas wanita ini tengah
membuat surat kwitansi untuk pembelian sebuah jam
tangan dari seorang warga
asing Afrika. Umar
mengulangi pertanyaannya
kepada petugas toko wanita
itu, “Mbak, saya mau nawarkan jam Rolex ini,
apakah toko ini tertarik
untuk membeli?” jelas Umar.
Wanita yang sedang serius
membuat kwitansi itu berujar
tanpa menoleh, “Pak jam itu palsu, kami gak main jam-jam
palsu. Di sini semuanya
orisinil…!” Mendengarnya Umar sedikit
kecewa. Namun tiba-tiba
warga Afrika yang tengah
duduk di kursi tunggu dan
menunggu surat kwitansi
berdiri dan menghampiri Umar. Rupanya ia
memperhatikan kedatangan
Umar sejak awal. Warga
Afrika itu lalu berkomentar
dengan bahasa Inggris
sekenanya, “Do you wanna sell this watch, brother?”
Umar menjawab ya. Orang Afrika itu bertanya lagi
dalam bahasa Inggris, “Berapa
harga yang kau minta?” Umar
kaget mendengarnya, seolah
tak percaya Umar tak mampu
menjawab secara spontan. “Saudaraku, jam ini bagus.
Saya sudah lama mencari jam
Rolex model dan seri seperti
ini. Saya mau beli berapa
harga yang kamu mau?”
tanya warga Afrika tersebut. Umar semakin tak percaya
apa yang didengarnya. Umar
kikuk menjelaskannya, sebab
ia tahu bahwa jam ini bukan
asli. Namun yang lebih
mengherankan lagi, pria itu
mengenakan Rolex tersebut
di tangannya lalu berkata
kepada Umar, “See… it’s very
suitable for me! (tuh lihatkan…, jam ini pantes
bener di tanganku!” Karena Umar tak merespon,
warga Afrika itu mengambil
tindakan. Tiba-tiba ia berkata
kepada petugas toko wanita
tadi untuk membatalkan
transaksi dan ia meminta uangnya dikembalikan.
Awalnya petugas wanita itu
mengelak sambil mengatakan
bahwa ia sudah kadung buat
kwitansi dan ia bakal
dimarahi oleh bossnya bila ketahuan membatalkan
transaksi. Namun orang
Afrika itu berkata, “Cepat
kembalikan uangku, toh boss
kamu gak ada di toko!” Sebab desakan orang Afrika
itu, wanita penjaga toko pun
mengembalikan setumpuk
uang dalam pecahan 50 ribuan
kepada orang Afrika itu
dengan wajah bersungut. Orang Afrika itu menerima
uangnya kembali. Dua lembar
uang 50 ribuan ia berikan
kepada wanita penjaga toko
sebagai upah. Lalu pria ini
mengajak Umar meninggalkan toko. ***
Jam tangan Rolex itu masih
melingkar di pergelangan
tangan orang Afrika.
Bersamanya Umar masuk ke
sebuah kantin. Mereka memesan minuman di sana
dan pembicaraan pun dimulai.
Orang Afrika itu masih
terkagum-kagum dengan jam
Rolex tersebut. Sekali lagi ia
menanyakan Umar berapa harga yang diinginkan. Umar
sungkan menjawabnya sebab
ia tahu bahwa jam tersebut
palsu. Tak sabar menunggu jawaban
Umar, pria itu mengeluarkan
setumpuk uang 50 ribuan dari
sakunya sambil berkata
kepada Umar, “Ini uang yang
aku punya, kalau kamu mau terimalah dan aku ambil jam
tangan ini!” Mendengarnya
Umar bersyukur kepada
Allah, sebab melihat
tumpukan uang itu, Umar
yakin setidaknya urusan bill hotel bisa terbayar. Umar pun mengangguk tanda
setuju. Setelah Umar
menerima uang yang tidak
diketahui jumlahnya itu, pria
Afrika pun meninggalkan
tempat sebab ada urusan yang ingin dikerjakannya. Kini Umar sendiri di meja
kantin. Seolah tak percaya, ia
pandangi tumpukan uang 50
ribuan tadi. Kini ia beranikan
diri untuk menghitungnya.
Maka terperanjat dia begitu mendapati bahwa tumpukan
uang itu berjumlah 28 lembar,
yang berarti Rp 1,4 juta. Allahu Akbar…! Umar
meneteskan beberapa bulir air
mata. Tersadar dia bahwa
sungguh Allah mendengar
pengaduannya. Kini ia tidak
panik lagi. Ia bergegas menuju lobby hotel. Dan di
sana, di desk receptionist
Umar kini telah berdiri tegak
dan tersenyum sambil
berkata, “Mbak, saya mau
ambil luggage saya dan bayar bill hotelnya!”
*** Sahabatku, Tetaplah
tersenyum meski di kala
sempit. Percayalah Allah Swt
tidak akan pergi
meninggalkan hambaNya
sendirian. Jangan pernah takut saat hati
resah. Datanglah ke Allah dan
sampaikanlah segala
gundahmu hanya kepada
Allah!
Sungguh Dia amat Mendengar keluh seorang hambaNya.
Satu hal lagi yang terpenting
dalam hidup
“JANGAN PERNAH PUTUS ASA
DARI RAHMAT ALLAH”

0 komentar:

Post a Comment