Pages

13 July 2012

Cinta tulus yang tak terbalas

Pangeran Genji adalah mantan seorang perayu wanita yang sangat ulung. Namanya terkenal pada masa itu sebagai
perayu wanita, karena semua wanita yang dirayunya, jatuh ke pelukannya. Tapi, tindakannya itu mendapat balasan. Hidupnya tidak bahagia, sebab semua wanita yang dinikahinya, pada akhirnya mengkhianatinya. Pada akhir masa keemasannya
oleh sebab fisiknya yang menua dan tidak menarik lagi, Pangeran Genji memutuskan untuk meninggalkan istana kebesarannya dan bertapa di sebuah rumah tua di atas bukit. Tinggal di istana hanya akan mengingatkannya kepada pengkhianatan istri- istrinya. Ada satu wanita yang sudah lama jatuh hati kepada Pangeran Genji. Namanya, Putri Bunga Rontok. Sayangnya, Pangeran Genji bahkan tak pernah mengingatnya. Wanita itu memang tidak menarik, tapi ia punya cinta yang besar kepada Pangeran Genji. Ia bersedia melayani Pangeran Genji di akhir hayatnya. Ia menyimpan cinta yang tulus untuk Pangeran Genji, meskipun sang pangeran tidak membalas cintanya. Ia mengikuti Pangeran Genji ke rumah di atas bukit. Niatnya hanya satu, membahagiakan Pangeran Genji dengan cintanya. Sayangnya, Pangeran Genji menolak kehadirannya. Pangeran Genji sudah tidak mau berurusan lagi dengan wanita. Ia sudah patah arang karena pengkhianatan istri- istrinya. Tapi, Putri Bunga Rontok tidak gentar. Berbagai upaya ia lakukan untuk mengambil hati Pangeran Genji. Sampai akhirnya, kesendirian dan perasaan butuh akan kasih sayang, membuat Pangeran Genji jatuh ke pelukan wanita itu, bahkan… mengembuskan napas terakhirnya di pelukan Putri Bunga Rontok. Sebelum meninggal, Pangeran Genji mengenang satu per satu
wanita yang dekat dengannya. Mulai dari istri pertama, sampai istri terakhir. Semua istri yang mengkhianatinya. Putri Bunga Rontok menunggu-nunggu sampai namanya disebut, tapi…. “Pangeran, masih ada satu wanita lagi yang belum kausebut… Dia… dia ada di dekatmu… dia tulus mencintaimu… dia tidak mengkhianatimu… bahkan sampai hari ini…,” ujar Putri Bunga Rontok, meratap. “Tidak… tidak ada lagi…,” ucap Pangeran Genji. “Ada, Pangeran. Dia dekat sekali denganmu… dekat….” Putri Bunga Rontok menunggu dengan penuh harap. Hanya satu yang ditunggunya, namanya disebut oleh Pangeran Genji. Tapi…. Pangeran Genji mengembuskan napas terakhir. Putri Bunga Rontok meraung. Dipeluknya Pangeran Genji erat, sambil berkata: “Ada satu nama yang belum kausebut, Pangeran…. Ia menemanimu sampai akhir hayatmu… Ia satu-satunya wanita yang mencintaimu dan
setia kepadamu…. Pangeran… ia adalah… aku….” Hm… begitulah. Saya mengembuskan napas usai membacanya. Buat saya, itu adalah cerita yang sangat… berkesan. Tragis. Dan tentu membuat saya berpikir. Cinta, begitu kejamnya kah? Seorang seperti Putri Bunga Rontok, bisa kita temui di mana saja. Dengan cintanya, ia berkorban menarik hati yang dicintai. Ia lakukan apa saja dan mengorbankan segalanya.
Tapi, apa yang kemudian ia dapat? Bahkan namanya terlupakan oleh yang tercinta. Bukan cuma seorang wanita seperti Putri Bunga Rontok yang bisa begitu. Laki-laki pun
banyak, dan saya menemukan beberapa di antara mereka.

0 komentar:

Post a Comment