Pangeran Genji adalah mantan seorang perayu wanita yang sangat ulung. Namanya terkenal pada masa itu sebagai
perayu wanita, karena semua wanita yang dirayunya, jatuh ke pelukannya.
Tapi, tindakannya itu mendapat balasan. Hidupnya tidak bahagia, sebab
semua wanita yang dinikahinya, pada akhirnya mengkhianatinya. Pada akhir
masa keemasannya
oleh sebab fisiknya yang menua dan tidak menarik lagi, Pangeran Genji
memutuskan untuk meninggalkan istana kebesarannya dan bertapa di sebuah
rumah tua di atas bukit. Tinggal di istana hanya akan mengingatkannya
kepada pengkhianatan istri- istrinya. Ada satu wanita yang sudah lama
jatuh hati kepada Pangeran Genji. Namanya, Putri Bunga Rontok.
Sayangnya, Pangeran Genji bahkan tak pernah mengingatnya. Wanita itu
memang tidak menarik, tapi ia punya cinta yang besar kepada Pangeran
Genji. Ia bersedia melayani Pangeran Genji di akhir hayatnya. Ia
menyimpan cinta yang tulus untuk Pangeran Genji, meskipun sang pangeran
tidak membalas cintanya. Ia mengikuti Pangeran Genji ke rumah di atas
bukit. Niatnya hanya satu, membahagiakan Pangeran Genji dengan cintanya.
Sayangnya, Pangeran Genji menolak kehadirannya. Pangeran Genji sudah
tidak mau berurusan lagi dengan wanita. Ia sudah patah arang karena
pengkhianatan istri- istrinya. Tapi, Putri Bunga Rontok tidak gentar.
Berbagai upaya ia lakukan untuk mengambil hati Pangeran Genji. Sampai
akhirnya, kesendirian dan perasaan butuh akan kasih sayang, membuat
Pangeran Genji jatuh ke pelukan wanita itu, bahkan… mengembuskan napas
terakhirnya di pelukan Putri Bunga Rontok. Sebelum meninggal, Pangeran
Genji mengenang satu per satu
wanita yang dekat dengannya. Mulai dari istri pertama, sampai istri
terakhir. Semua istri yang mengkhianatinya. Putri Bunga Rontok
menunggu-nunggu sampai namanya disebut, tapi…. “Pangeran, masih ada satu
wanita lagi yang belum kausebut… Dia… dia ada di dekatmu… dia tulus
mencintaimu… dia tidak mengkhianatimu… bahkan sampai hari ini…,” ujar
Putri Bunga Rontok, meratap. “Tidak… tidak ada lagi…,” ucap Pangeran
Genji. “Ada, Pangeran. Dia dekat sekali denganmu… dekat….” Putri Bunga
Rontok menunggu dengan penuh harap. Hanya satu yang ditunggunya, namanya
disebut oleh Pangeran Genji. Tapi…. Pangeran Genji mengembuskan napas
terakhir. Putri Bunga Rontok meraung. Dipeluknya Pangeran Genji erat,
sambil berkata: “Ada satu nama yang belum kausebut, Pangeran…. Ia
menemanimu sampai akhir hayatmu… Ia satu-satunya wanita yang mencintaimu
dan
setia kepadamu…. Pangeran… ia adalah… aku….” Hm… begitulah. Saya
mengembuskan napas usai membacanya. Buat saya, itu adalah cerita yang
sangat… berkesan. Tragis. Dan tentu membuat saya berpikir. Cinta, begitu
kejamnya kah? Seorang seperti Putri Bunga Rontok, bisa kita temui di
mana saja. Dengan cintanya, ia berkorban menarik hati yang dicintai. Ia
lakukan apa saja dan mengorbankan segalanya.
Tapi, apa yang kemudian ia dapat? Bahkan namanya terlupakan oleh yang
tercinta. Bukan cuma seorang wanita seperti Putri Bunga Rontok yang bisa
begitu. Laki-laki pun
banyak, dan saya menemukan beberapa di antara mereka.
0 komentar:
Post a Comment