Pages

28 July 2012

Beda Abu lahab dan Abu jahal

Banyak yang menyangka
kalau Abu Lahab dengan Abu
Jahal itu satu orang.
Sebenarnya dua orang. Abu
Lahab itu paman Nabi
Muhammad SAW,
sedangkan Abu Jahal tidak ada hubungan
darah dengan nabi. Nama Abu
Lahab yang sebenarnya adalah
Abdul Uzza bin Abdul
Muthalib, sedangkan nama
Abu Jahal yang sebenarnya adalah Abdul Hakam bin
Hisyam. Tentang Abu Lahab Ia adalah tokoh kuffar
Quraisy yang sangat
membenci Nabi Muhammad
SAW dan ajaran Islam yang
dibawanya. Dialah yang
mempermalukan Nabi di depan umatnya dengan
ucapan yang hina, “Celaka
engkau hai Muhammad!
Apakah ini maksudmu
mengundang kami kemari?”
kata Abu Lahab dengan sangat marah saat nabi sedang
berkhutbah di kaki bukit. Karena kelancangannya itulah,
pada hari itu juga Allah
mempermalukan Abu Lahab
dengan turun Surat Al-Lahab :
“Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya
hartanya dan apa yang dia
usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang
bergejolak (neraka). Dan
(begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar
(penyebar fitnah). Di lehernya
ada tali dari sabut yang
dipintal.” (QS. Al-Lahab : 1 – 4). Abu Lahab ketika itu tidak
sendiri, ada lagi kawan
setianya Abu Jahal, Walid bin
Mughirah Al-Makhzumi, ‘Ash
bin Wail As-Sahmi, Amru bin
Hisyam, Abdul Azza, Nadhar bin Harits, Uqbah bin Abi
Mui’th, Ubay bin Khalaf,
Umayyah bin Khalaf, dan lain-
lain. Tentang Abu Jahal Nama aslinya Abdul Hakam
bin Hisyam. Sejak sama-sama
remaja Abu Jahal senantiasa
mengolok-olok Muhammad.
Pernah juga keduanya
berkelahi, Abu Jahal kalah dan terkilir lututnya. Ia sangat
dendam kepada Muhammad. Abu Jahal pernah melamar
Khadijah binti Khuwailid,
tetapi Khadijah menolak
lamaran tersebut. Beberapa
bulan kemudian, Muhammad
meminang Khadijah dan langsung diterima. Hati Abu
Jahal semakin dengki kepada
Muhammad. Setelah orang-
orang lemah masuk Islam,
Abu Jahal memproklamirkan
dirinya sebagai preman kota Makkah. Orang-orang dhuafa
yang masuk Islam semua
mendapat penyiksaan pedih
dari Abu Jahal. Yasir dan
irtirnya Sumiyyah mendapat
siksa sampai syahid di tangan Abu Jahal. Isra’ Mi’raj terjadi pada 27
Rajab, tahun ke-12 dari
kenabian atau 2 tahun
sebelum Hijriyah. Setelah Isra’
Mi’raj Rasulullah mengajak
manusia supaya percaya kepada kisah perjalanan yang
menakjubkan itu. Banyak
orang yang tidak percaya,
termasuk Abu Jahal. “Bohong
kau Muhammad, bagaimana
mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul
Maqdis? Kalau kau benar-
benar sampai di sana, coba kau
ceritakan apa yang kau lihat
dalam perjalanan.”
Muhammad bercerita sesuai dengan yang dilihatnya secara
akurat. Orang ramai
membenarkan kecuali
segelintir para munafiq dan
Abu Jahal. “Itu sihir yang
nyata!”, teriak Abu Jahal. Kemudian Abu Jahal dan anak
buahnya selalu menganggu
orang-orang yang shalat.
Mereka sering melemparkan
orang-orang shalat dnegan
tahi unta, kotoran kambing, dan sebagainya. Mereka ramai
dan sering mengejek orang-
orang Islam dan Muhammad
SAW, namun demikian, nabi
dan pengikutnya tetap
bersabar dan tidak melawan orang jahil yang berkelompok
itu. Suatu hari, Abu Jahal sendiri
yang ingin membinasakan
Nabi Muhammad SAW. Ketika
nabi sedang sujud, Abu Jahal
muncul mengendap-ngendap
dengan batu besar di tangannya. Ia ingin
menghantam kepala nabi agar
pecah. Tiba-tiba ia melihat
seekor unta raksasa yang
ingin menelannya. Abu Jahal
ketakutan sambil melepaskan batu dan lari terbirit-birit,
sampai terkencing dan
terberak dalam celana. Sampai
di rumah ia pingsan beberapa
saat. Dasar orang jahil, Abu Jahal
belum merasa jera, ia terus
merongrong Muhammad, dan
dia pula yang merancang
siasat agar Muhammad
dibunuh atau diusir dari Makkah. Ketika Muhammad
telah hijrah, Abu Jahal
berpesta pora. Ia merasa
dirinya sudah menang dan
merasa cukup. Allah
berfirman tentang Abu Jahal ini, “Sekali-kali tidak!
Sungguh, manusia itu benar-
benar melampaui batas.
Karena dia melihat dirinya
serba cukup.” (QS. Al-‘Alaq : 6
– 7)

0 komentar:

Post a Comment