Pages

30 July 2012

Belajar hidup dari tukang krupuk

Siapakah Pak Mansyur?
Dia bukan seorang pemegang
rekor dunia, bukan juga
seorang inspirator hebat yang
biasa didaulat sebagai

pembicara di hotel-hotel mewah, apalagi salah seorang
anggota DPRyang belakangan
santer dengan alamat email
palsunya. Pak Mansyur hanyalah
seorang penjual kerupuk
keliling, dia juga seorang ayah
dari anak-anaknya dan suami
dari istrinya. Lalu apa hebatnya seorang
Mansyur, sehingga saya
menyempatkan untuk
menulis di blog pribadi? Dia adalah seorang manusia
yang kuat & berani menjalani
hidup, padahal matanya tidak
bisa melihat secara permanen.
Kekuatan dan kelebihannya
melebihi para pemegang rekor dunia, bagaimana tidak,
dengan kebutaannya dia kuat
menjalani hidup ditengah-
tengah cercaan, hinaan orang-
orang disekitarnya, dia berani
membina rumah tangga dengan berjualan kerupuk
untuk menafkahi
keluarganya. Setiap hari Pak Mansyur
berkeliling jualan kerupuk
dari rumahnya ke daerah
Ciputat-Bintaro sampai ke
Pamulang. Saya sendiri tidak habis pikir.
Sebetulnya dengan
keterbatasannya itu, Pak
Mansyur bisa saja menjadi
pengemis, cukup duduk di
perempatan, simpan topi di depan, lalu menunggu uang
dari orang-orang lewat yang
kasihan dengan dia.
Namun apa yang dia katakan,
tak sedikitpun ada keinginan
menjadi pengemis. Wow luar biasa. Ah sayang, saya hanya bisa
menonton “Ketemu Pepeng”
tidak lebih dari sepuluh menit,
padahal ada beberapa orang
inspiratif seperti Pak Mansyur
yang ditampilkan disana. *** Ternyata orang-orang seperti
Pak Mansyur ini ada di
sekeliling kita, dan jumlahnya
cukup banyak. Setiap hari saya melewati
gerobak seorang nenek
penjual kupat sayur, dia
berjualan ditemani salah
seorang sanak keluarganya.
Wajahnya yang sudah keriput dan agak bongkok tetap mau
berjualan dan enggan untuk
menggantungkan hidupnya
kepada orang lain. Hampir setiap hari saya
dihadapkan pada orang-orang
tua yang hidupnya penuh
perjuangan, bisa jadi mereka
memiliki fisik yang lemah,
namun tidak dengan mentalnya. Mereka bukan orang-orang
terhormat yang duduk manis
di Gedung DPR, namun mereka
mengajarkan kita untuk
menjadi orang terhormat di
mata Allah SWT. Mereka bukan penulis hebat
yang mampu membawa
suasana pembacanya, namun
mereka orang-orang yang
mampu memberikan teladan
untuk mensyukuri hidup. Jika Anda tersentuh dengan
cerita di atas, tolong “share”
cerita ini ke teman-teman
yang lain agar mereka juga
dapat memetik hikmah yang
ada pada cerita di atas. Semoga dapat bermanfaat
bagi kehidupan kita,
terimakasih.

0 komentar:

Post a Comment