Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.
Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen.







Seorang anak mengeluh pada ayahnya
mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu
berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir
menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu
masalah selesai, timbul masalah baru.
“Tunggulah aku di karang kajen” itu katamu. Saat itu pun tiba dan
kuingat persis. Lalu kau buat aku seperti diantara pucuk ilalang. Lalu
Setengah harapanku kau bawa pergi…