“Surga dibawah telapak kaki Ibu”
itu yang biasa saya dengar sejak saya kecil, dan ketika hanya pusara
Ibu yang saya miliki maka disinilah saya bersimpuh, diujung pusara dan
berharap ada surga disini… dulu ketika kecil, ketika saya belum dapat
mengerti arti rindu maka
saya selalu iri melihat seorang anak yang
bergandengan tangan dengan Ibu menuju gerbang sekolah kemudia mencium
kening Ibu dan berlari menuju gerbang sekolah, kemudian ketika remaja
saya iri dengan sahabat perempuan saya yang sibuk menceritakan bagaimana
mereka berbagi dengan Ibu soal cowok cowok yang menggerubunginya, atau
berbagi dengan Ibu ketika harus menjalani ritual patah hati bahkan sahabat saya yang memiliki anak membesarkan anaknya bersama perempuan yang mereka panggil Ibu
Kemudian saya mengerti kemana saya harus
mencari Ibu ketika kerinduan begitu membuncah, kedamaian adalah barang
mewah yang saya inginkan, selimut tak lagi mampu menghangatkan saya dan
ketika saya ingin sekali merasakan belaian tangan lembut dikepala saya
maka disinilah saya menemukan semua itu, iya dipusara ini, pusara yang
teduh dibawah pohon kamboja yang lebat dengan bunga merahnya… Ibu, saya
datang dengan seikat anggrek unggu, dengan segenggam bunga melati
serpihan mawar dan sebotol mawar untuk Ibu, berharap Ibu bisa melihat
saya yang kini sudah dewasa dan berharap Ibu bisa merasakan kerinduan
yang membuncah bak tsunami dilubuk hati saya yang paling dalam.
Ketika saya ingin bersandar di pundak Ibu dan menceritakan pangeran berkuda maka saya akan bersandar diujung nisan bertuliskan nama Ibu, ketika saya ingin meletakan kepala saya yang lelah oleh hidup yang kerap berat maka saya akan letakan kepala saya di tengah pusara Ibu, diatas rumput indah yang selalu saya rapikan agar tak tumbuh ilalang, ketika saya membutuhkan senyum manis Ibu untuk meluluh lantakan sesak didada saya maka saya akan membelai ujung pusara ini …Di pusara inilah saya mencari syurga Ibu, membelai dengan jari jemari saya dari ujung pusara hingga nisan ini, mencium ujung nisan dan memeluk tengah pusara … disini ada Ibu, disini ada kehangatan itu dan disini saya tak mampu membendung sungai yang mengalir diujung mata saya, mengaliri pipi dan jatuh diatas pusara Ibu.Titip salam untuk Ibu ya ALLAH
Ya ALLAH titip dekapan hangat untuk Ibu,
titip genggaman erat ditangan Ibu, titip kecup dikening Ibu, titip
belaian sayang di pipi Ibu,dan titip rindu untuk Ibu ya ALLAH, dan saya
titipkan doa untuk Ibu agar Ibu selalu dalam perlindunganMu, agar Ibu
tidak merasakan gelap di balik lipatan tanah, agar Ibu mendapat rumah
di syurga milikMU, ya ALLAH ampuni dosa dosa Ibu sepanjang usianya,
ampuni kesalahan Ibu karena tidak bisa membesarkan saya dengan tangannya
sendiri, maafkan Ibu yang tak mampu menyusui saya, dan maafkan Ibu jika
ada khilaf semasa hidupnya …
Al fathihah ….
0 komentar:
Post a Comment