Pages

14 December 2013

Jangan Tangisi Apa yang Bukan Milikmu

Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita merasa kecewa. Kecewaaa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai. Kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan. Kita menghadapi begitu banyak kehendak Allah yang tidak kita pahami.
Dan sungguh beruntung, andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki ke majelis-majelis ilmu, majelis-majelis dzikir, yang Alhamdulillah mennghantarkan kita pada ketentraman jiwa.

Menjalani hidup di dunia, ibarat berada di belantara luas. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan memiliki kehendak, mempunyai keinginan yang begitu beragam. Tetapi tidak tiap yang kita inginkan menjadi kenyataan, tidak setiap yang kita mau dapat tercapai.
Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang BUKAN menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak dari kita yang tidak sadar bahwa hidup ini TIDAK punya satu hukum:harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain. Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya bersikap sombong dan sewenang-wenang.
Begitupula kegagalan, sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi TAUHID dari kegagalan adalah Allah tidak berkehendak itu terjadi. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak tercapai apa yang memang bukan hak kita. Apa yang menjadi jatah kita, entah ezeki, jabatan, kedudukan PASTI akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang bukan milik kita, meski nyaris menghampiri, meski telah mati-matian kita usahakan, tidak akan dapat kita miliki.
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhilmahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-Hadid; 22-23)
Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Terkadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, (Bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah), kita meminta kepada Allah: pokoknya harus dia Ya Allah,…dengan dia, karena aku sangat mencintainya.
Seakan jadi kitalah yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya, jikalau Allah mengabulkan, tak selamanya itu menjadi baik. Bisa jadi Allah mengabulkannya dengan kemarahan,….maka wahai jiwa yang gundah gulana,….dengarkanlah ini dari Allah,…
“Boleh jadi kalian membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha mengetahui sedang kalian tidak mengetahui. (Al-Baqarah ;216)
Maka setelah ini, wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan, bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini, harus benar-benar kita kejar bila ada relevansinya dengan harapan akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak! Maka sudahlah, JANGAN KAU TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU.

0 komentar:

Post a Comment