Pages

1 August 2012

Sebatang bambu

Sebatang bambu yang indah
tumbuh di halaman rumah
seorang petani. Batang bambu
ini tumbuh tinggi menjulang
di antara batang-batang
bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang
empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang
bambu,” Wahai bambu,
maukah engkau kupakai
untuk menjadi pipa saluran air
yg sangat berguna untuk
mengairi sawahku?” Batang bambu menjawabnya,
“Oh tentu aku mau bila dapat
berguna bagi engkau,Tuan.
Tapi ceritakan apa yang akan
kau lakukan untuk
membuatku menjadi pipa saluran air itu.” Sang petani menjawab,
“Pertama, aku akan
menebangmu untuk
memisahkan engkau dari
rumpunmu yang indah itu.
Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat
melukai orang yang
memegangmu. Setelah itu aku
akan membelah-belah engkau
sesuai dengan keperluanku.
Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam
batangmu, supaya air dapat
mengalir dengan lancar.
Apabila aku sudah selesai
dengan pekerjaanku, engkau
akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk
mengairi sawah sehingga padi
yang ditanam dapat tumbuh
dengan subur.” Mendengar hal ini, batang
bambu lama terdiam…
kemudian dia berkata kpd
petani, “Tuan, tentu aku akan
merasa sangat sakit ketika
engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika
engkau membuang cabang-
cabangku, bahkan lebih sakit
lagi ketika engkau membelah-
belah batangku yang indah ini
dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-
ngorek bagian dalam tubuhku
untuk membuang sekat-sekat
penghalang itu. Apakah aku
akan kuat melalui semua
proses itu, Tuan?” Petani menjawab, ” Wahai
bambu, engkau pasti kuat
melalui semua ini karena aku
memilihmu justru karena
engkau yang paling kuat dari
semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.” Akhirnya batang bambu itu
menyerah, “Baiklah, Tuan.
Aku ingin sekali berguna
ketimbang batang bambu yg
lain. Inilah aku, tebanglah aku,
perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.” Setelah petani selesai dengan
pekerjaannya, batang bambu
indah yang dulu hanya
menjadi penghias halaman
rumah petani, kini telah
berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah
sehingga padi dapat tumbuh
dengan subur dan berbuah
banyak. Pernahkah kita berpikir
bahwa dengan tanggung
jawab dan persoalan yg sarat,
mungkin Tuhan sedang
memproses kita untuk
menjadi indah di hadapan- Nya? Sama seperti batang
bambu itu, kita sedang
ditempa. Tapi jangan kuatir, kita pasti
kuat karena Tuhan tak akan
memberikan beban yang tak
mampu kita pikul. Jadi
maukah kita berserah pada
kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam
diri kita untuk menjadikan
kita alat yang berguna bagi-
Nya? Seperti batang bambu itu,
mari kita berkata, ” Inilah
aku, Tuhan…perbuatlah sesuai
dengan yang Kau kehendaki.”

0 komentar:

Post a Comment