Pages

10 August 2012

Kucing kecil penuh makna

Sepasang
suami istri, ikhwan dan
akhwat, berjalan kaki
bersama sambil tertawa dan
bercanda ria. Dari kejauhan,

mereka melihat ada dua ekor kucing tengah berjalan
beriringan. Ibu kucing dan
anaknya yang masih kecil. Si
kucing kecil berjalan di
belakang, mengikuti ibunya.
Sangat lucu. “Wah, lihat Mas…, ada kucing
kecil lagi sama ibunya…” ujar
sang istri dengan gembira
sambil menunjuk dua ekor
kucing yang terlihat dari
kejauhan. Saat sudah dekat dengan
kucing-kucing itu, mereka
menyapa, “Hai… Puss… Puss…” Si kucing kecil terlihat berlari
riang, dan bercanda dengan
ibunya. Ia meloncat kian
kemari dan hendak
menyebrang jalan raya.
Sebuah sepeda motor melintas melewati jalan itu. “Aduh… awas Puss!… Nanti
ketabrak lho..”, ujar sang istri
pada si kucing kecil. “Alhamdulillah tidak kena…”
Seru mereka berdua. “Hati-hati Puss…, jangan
nyebrang-nyebrang lagi ya.”
Mereka menyapa dengan
melambai-lambaikan tangan
pada si kucing kecil. Kucing kecil itu menatap dua
manusia di hadapannya. “Alhamdulillah ya kucingnya
tidak ketabrak…” ujar istri
pada suaminya sambil
tertawa senang. Mereka
melanjutkan perjalanan. Si
kucing kecil kembali ke pinggir jalan dan berjalan di
belakang ibunya sambil
sesekali mengajak bercanda
sang ibu. Si kucing kecil berlari lagi ke
tengah jalan… Ah.. kucing itu
tidak akan tertabrak,
bukankah dia kucing yang
gesit, pikir sang akhwat. Dari
kejauhan, sebuah motor melaju dengan kencang.
Sambil tetap berjalan, ekor
mata akhwat dan ikhwan
tersebut tetap
memperhatikan gerak si
kucing kecil. Tapi, perkiraan mereka salah. “Awas…” seru
mereka dalam hati. “KREKK!!” Kejadian begitu
cepat. Sepeda motor itu tepat
menabrak dan menggilas si
kucing kecil yang tengah
berlari kucingmenyebrang ke
tengah jalan. “Kucingnya ketabrak!!.. ”
Kedua insan itu terperanjat. Badan si kucing kecil gemetar
dan kepalanya yang semula
tegak, terkulai perlahan ke
aspal jalan raya. “Puss… !” Kucing kecil yang beberapa
detik lalu sangat riang, tiba-
tiba kini terkulai tak
bergerak. Ah…, Puss…. Dan ibu kucing kecil itu
sendirian. Tak ada lagi anaknya yang
menemani perjalanan. Senyum dan tawa ikhwan
akhwat itu hilang seketika.
Terdiam. Menjadi teringat diri.
Dunia menjadi kecil. Ingin
segera bertaubat. Sujud. Bisa
saja, saat sedang tertawa bercanda, ternyata sedetik
lagi diri ini dicabut nyawa oleh
Malaikat Izrail. Persis seperti
kucing itu. Begitu mudahnya Ia
mencabut nyawa makhluk-
Nya dan begitu indah serta
halus cara Ia memberikan
teguran, peringatan, kepada
hamba-hamba- Nya. Melalui seekor kucing. Sambil terus menyusuri jalan,
terngiang sabda Rasulullah
SAW di benak mereka, bahwa
Rasulullah SAW bersabda
yang maksudnya, “Bahwa
malaikat maut memperhatikan wajah
manusia di muka bumi ini 70
kali dalam sehari. Ketika Izrail
datang melihat wajah
seseorang, didapati orang itu
ada yang masih tertawa. Maka berkata Izrail,
“Alangkah herannya aku
melihat orang ini sedangkan
aku diutus oleh Allah Ta’ala
untuk mencabut nyawanya
tetapi dia masih bergelak tawa.” Dan juga dalam hadits lainnya,
Rasulullah SAW bersabda,
“Jika kamu mengetahui apa
yang aku ketahui, niscaya
kamu akan sedikit tertawa
dan pasti akan banyak menangis, pasti kamu tidak
akan bersenang-senang
dengan istri kamu di atas
kasur dan pasti kamu akan
keluar dari rumahmu menuju
tanah lapang sambil menjerit- jerit karena takut kepada
Allah.” Lama.., aku bersimpuh di
hadapan-Mu.. Begitu khusyu Tak tahan jua air mataku
mengalir tanda penyesalanku Kini aku sadari begitu banyak
dosa mematri Akankah hamba layak dipuji Sedangkan diri kecil tak
berarti Besar rahmat-Mu penuh
dengan ampunan… Namun kumalu karena hati
telah lalai Kekal azab-Mu penguasa
seluruh alam Tersujud aku memohon
keridhoan Allah… Ya Allah… Kau Pengasih, Kau penyayang Allah…. Ya Allah Kau Pelindung, Kau
pengampun Pada-Mu ya Allah kami
serahkan Segala ujian, karunia-Mu Kuatkanlah iman dan
kesabaran Berikan ampunan dalam
hidupku Ya Allah….

0 komentar:

Post a Comment