Pages

12 August 2012

Surga untuk suami

Pagi itu, semua berjalan seperti biasa saja.
Semua sibuk mengerjakan
pekerjaan masing-masing
apalagi hari itu banyak sekali
kegiatan yang harus

dipersiapkan oleh kami di Dompet Dhuafa. Namun yang pasti hari itu,
saya mendapatkan lagi
pelajaran betapa
sesungguhnya memberi
pelayanan yang terbaik itu
berlaku itu semua orang. Tak peduli apakah itu orang kaya,
atau orang yang terlihat kaya
atau terlihat biasa-biasa saja. Pertama soal betapa
prasangka itu, tidaklah benar.
Menyangka ibu tua renta
yang datang dengan anaknya
itu tadinya adalah orang yang
akan meminta bantuan, namun nyatanya ia malah
muzakki yang dari dana
zakatnya program rumah
sehat terpadu kami insyaAllah
dapat terwujud. Kedua, jangan pernah melihat
orang dari fisiknya saja. Yang
disangka meminta malah
membayar. Semoga Allah
membuka hati ini terus-
menerus untuk dapat menangkap kebaikan. Amin. Bermula dari datangnya ibu
dan anaknya, wajahnya biasa-
biasa saja. Bahkan nampak
sekali kerut-kerut di
wajahnya membuat ia
tampak semakin tua dan lelah saja. Ia datang untuk
meminta penjelasan tentang
program rumah sehat terpadu
yang rencananya kami
bangun di depan sekolah
unggul bebas biaya di Parung, Bogor. ”Boleh, saya mendapatkan
infomasi tentang Rumah
Sehat Terpadu,” tanyanya
perlahan. ”Boleh Ibu, informasi apa
yang ingin Ibu dapatkan.
Rumah Sakit itu sengaja kami
beri nama Rumah Sehat,
karena kami ingin agar
mereka yang datang mendapatkan layanan
kesehatan di Rumah Sehat
tersebut menjadi sehat.
Sementara kata terpadu
dikarenakan di lokasi itu
nantinya akan terintregasikan seluruh program-program
pendidikan, kesehatan,
ekonomi, yang dikelola oleh
Dompet Dhuafa. Semuanya
kami berikan gratis. Bahkan
kami berencana membangun masjid kaca” ujar Herdi, amil
Dompet Dhuafa. ”Siapa saja yang boleh
mendapatkan layanan
kesehatan gratsis itu?”
tanyanya lagi. Kami semua menyangka
bahwa ibu tua itu
mengharapkan bantuan
untuk mendapatkan layanan
kesehatan cuma-cuma itu.
Ternyata tidak. Ia hanya ingin memastikan lagi bahwa dana
zakat yang diserahkan oleh
para muzakki ke Dompet
Dhuafa itu memberikan
dampak yang besar bagi
masyarakat. ”Ok Nak Herdi, saya ingin
membayarkan zakat saya, di
mana lokasi Bank Mandiri
terdekat di sini? Bila sudah
transfer saya akan kabari Nak
Herdi.”. Herdi terhenyak kaget, dan
semakin kaget lagi begitu ia
ingin segera membayarkan
zakat tanpa menunda waktu. ”Bank Mandiri tak jauh dari
sini Ibu. Saya bisa antarkan.” ”Tak usah, nanti saja bila
sudah saya tranfer saya akan
kembali untuk dapatkan
bukti setor zakatnya. Tolong
berikan no rekening Dompet
Dhuafa di Bank Mandiri.” Herdi pun sibuk mencari no
rekening Dompet Dhuafa di
Bank Mandiri. Padahal nomor
itu ada di brosur DD, tapi
seolah tak ada. Jadi sulit
untuk dicari. Sampai menjumpai no rekening nya.
”Ahh ini nomor nya Bu..!” ”Saya minta izin dahulu nanti
saya kembali lagi bila sudah
mentransfer”. Belum lagi 5 menit handphone
Herdi pun, berdering. ”Bisa di
cek ke rekening Dompet
Dhuafa, saya baru saja
mentransfer Rp 150 juta,”
suara dibalik telepon itu terdengar agak samar. ”Mohon maaf Ibu, berapa
yang Ibu transfer nanti akan
kami cek segera ke Bank
Mandiri.” ”Rp 150 juta, Mas,” ujar ibu itu. Masya Allah sebanyak itu,
Alhamdulillah ya Allah,
semoga Allah memberikan
kemuliaan pada Ibu itu. ”Sebentar itu kami akan cek,
Mbak Endang tolong di cek di
Bank Mandiri, apakah sudah
masuk transfer sebesar Rp 150
juta untuk Rumah Sehat
Terpadu.” ”Sudah Mas,” sahut Endang
dari balik ruangan. ”Alhamdulillah Ibu, sudah
masuk ke rekening kami.” Hmm Luar biasa, lihatlah
katanya-katanya, ”Saya
bayarkan zakat ini untuk
suami saya yang telah wafat.
Saya berharap zakat yang
saya tunaikan ini, memudahkan jalan bagi ia
menuju surga, seperti yang
selama ini diharapkannya.” ”Amin Ibu, kami berdoa
semoga almarhum
mendapatkan tempat yang
mulia dan tinggi atas zakat
yang Ibu tunaikan hari ini.
Semoga Allah memberikan pahala atas harta yang telah
diberikan dan menjadikan suci
serta keberkahan atas harta
Ibu yang tersisa.” ”Amin” *** Pembaca yang mulia, kisah ini
membuat saya harus sering
berdoa semoga saya bisa
seikhlas mereka dalam
sedekah dan belajar juga
untuk menjauhkan diri dari prasangka. Sambil terus
mendoakan para muzakki
agar doa dan harapannya
segera terwujud.

0 komentar:

Post a Comment