Pages

3 September 2012

Kisah tikus dan pak tani

Tulisan metafora dari milis sebelah (tidak diketahui penulis pertamanya). Di dalam kisah ini bodoh, pintar, egois, peduli, semua bercampur baur pada kisah ini. Semoga dapat memberi hikmah dan pelajaran bagi anda yang membacanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sepasang suami istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Seekor tikus memperhatikan maknan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar. Ternyata, salah satu yg dibeli petani ini adalah sebuah perangkap tikus. Sang Tikus kaget bukan kepalang.
Ia segera berlari menuju kandang, mendatangi ayam dan berteriak ada perangkap tikus. Sang ayam berkata, “Tuan Tikus, aku turut bersedih, tapi perangkap itu tidak berpengaruh padaku”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata “Aku turut bersimpati, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan”
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. “Maafkan aku, tapi perangkap tikus tidak berbahaya buatku sama sekali”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang Ular berkata, “Perangkap Tikus yg kecil tidak akan mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor Ular berbisa. Buntut Ular yang terperangkap membuat Ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh Ular tersebut, sang Istri tetap harus dibawa ke rumah sakit.
Beberapa hari kemudian Istrinya demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker Ayam oleh Suaminya. Dengan segera ia menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Tetapi sakit sang Istri tak kunjung reda.
Seorang teman menyarankan untuk makan hati Kambing. Ia lalu menyembelih Kambing untuk mengambil hatinya. Namun istrinya tetap tidak sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman, sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya utk memberi makan para pelayat.
Dari kejauhan sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

0 komentar:

Post a Comment