Pages

29 September 2012

Kesamber Bledeg

Beginilah kira-kira ceritane…
Pada suatu malam. Desa Sumingkir diguyur hujan yang sangat lebat. Geledek menggelegar dan kilat menyambar-nyambar. Mungkin bagi sebagian warga keadaan kiye tidak begitu berpengaruh. Malah tambah anget nggo turu, iya mbok sedulur?
Tapi keadaan ini tidak berlaku bagi penjaga rel nang kidul sampir. Anda-anda sekalian bisa membayangkan betapa sepi, dingin, dan menakutkannya berdiam sendiri dipos pada waktu itu. Hujan makin deras, dan kilat makin menyambar-nyambar.

Sungguh malang nasib penjaga rel malam itu.
Adalah bapak siapa ya kae jenenge, penjaga sing umaeh nang ciwuntu. Tiba-tiba kilat menyabar pos penjagaan, leeeeeeeepppp duuueeeeeeeeeeeeeerrrrrr… Lampu bohlam mati. Aliran listrik putus. Sumingkir menjadi gelap gulita alias peteng ndedet. Dan apa yang terjadi pada sipenjaga rel?
Pingsan. Sang penjaga rel pingsan tanpa ada yang menolong sedulur. Sangat menyedihkan bukan sedulur? Setelah 2 jam berlalu, sang penjaga rel siuman. Sadar dari pingsan dan masih sendiri belum ada yang menolong. Melasi banget yah… jan kaya ngapa rasane jejel?
Lalu kira-kira apa yang terjadi selanjutnya sedulur? Dengan tertatih-tatih malah mbrangkang alias merangkak pak penjaga pitu sepur menuju warunge mikun. Karena tempat mikun paling dekat dengan tempat kejadian perkara.
Namun apa yang terjadi disana sedulur? Kita simak ceritanya…
“kun, mikun…”
“kuuuun”
“mikuuuun”
Pak penjaga rel memanggil-manggil kang Mikun dengan suara yang begitu lemah. Bukan tidak mendengar panggilan tersebut, kang Mikunkaro bojone malah berdiskusi.
”men mas, ora usah dibukakena lawang, sapa sih nggaggu wis mbengi kaya kiye, ora ngerti wektu temen”
“iya, men ora arep tek bukak lawange”
Mikun karo bojone saling berbisik-bisik. Namun suara di luar tak kunjung berhenti. Kun, mikan mikun terus terdengar walau dengan suara lemah. Sampai akhirnya si mikun buka suara.
”sapa ya?” dengan suara membentak
”aku kun”
“aku sapa?”
“aku kun”
Akhirnya mikun membuka pintu.
”Innalillahi, rika kenangapa pak?”
”Kun tilikna apa gegerku bolong?”
Mikun dalam keadaan kaget banget terus berusaha memeriksa keadaan pak penjaga pintu sepur.
”ora pak, ora nangapa gegere rika. Ceritane kepriwe nganti kaya kiye. Wis ngeneh mlebu disit. Crita nang njero bae.”
Akhirnya malem itu si penjaga pintu sepur tidur dirumah mikun. Dan alhamdulillah keadaannya sekarang sudah pulih. Nek kepengin krungu ceritanya langsung ya gari takon aring bojone mikun pasti anda-anda akan disambut dengan ngguyu geget banget darinya. Aneh ya? Musibah koh nggo hiburan…hahahahahahahaha…

0 komentar:

Post a Comment