“Aku ingin bercerita sepenggal kisah masa
silamku. Dahulu, aku saat masih beragama Kristen, Natal adalah waktu
yang sangat kami (para pemuda, para pria) idam-idamkan,” ujar Daniel
memulai kisahnya.
“Mengapa?” tanya saya penuh penasaran
dalam bincang-bincang dengannya di sebuah perguruan tinggi wilayah Hajj
Yusuf, Sudan, beberapa waktu lalu.
“Mari kita minum teh dulu,” ajaknya sembari dia menuangkan teh panas ke gelas saya.
Di dalam kehidupan, manusia sering mengalami bebatuan yang
menghalangi jalan menuju kebahagiaan. Di baliknya, Tuhan pasti punya
rencana lain untuk hidup kita.
Terkisah, suatu hari di malam lebaran, sang ayah dibawa ke rumah
sakit karena menderita sesak nafas. Malam itu, sang anak yang kerja di
luar kota dan baru saja sampai bersikeras menjaga sang ayah di kamar
sendirian. Beliau duduk di bangku sebelah ranjang. Tengah malam, beliau
dikejutkan dengan pertanyaan sang ayah,
Alkisah ada seorang pengusaha besar yang hendak membeli
sebutir berlian jenis tertentu, untuk menambah koleksinya. Kebetulan,
seorang pecinta dan penjual terkenal menemukan batu jenis itu dan
menghubungi sang pengusaha agar datang untuk melihat sendiri batu
berlian yang diminatinya itu.
Alkisah di suatu padepokan, ada seorang guru yang sangat
dihormati karena sikapnya tegas dan bijaksana. Suatu hari, dua orang
murid menghadap kepadanya. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu
fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3 x 7. Murid pandai mengatakan
hasilnya 21. Murid bodoh bersikukuh bahwa 3 x 7 hasilnya adalah 27.
Alkisah, suatu hari seorang gadis menemukan sebongkah batu kusam
di pinggir jalan. Meski hanya batu biasa, si gadis memungutnya dan
menyimpannya baik-baik. Bahkan, setiap hari ia menggosok batu itu dengan
hati-hati. Batu yang bukan permata itu dan karena terus digosok dan
digosok, lama-kelamaan berubah menjadi mengkilat dan bersinar.
Suatu hari, seorang murid diajak berkeliling oleh gurunya. Di
sepanjang perjalanan, sang guru memberikan berbagai wejangan kehidupan
pada muridnya, yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Rupanya, inilah
hari terakhir sang murid sebelum turun gunung dan mengamalkan berbagai
ilmu yang didapatnya.
Alkisah, ada seorang raja yang menerima hadiah dari Arab berupa dua elang
Dikisahkan, ada seorang pemuda berusia menjelang 30 tahun,
tetapi memiliki kemampuan berpikir layaknya anak berusia di bawah 10
tahun sederhana dan apa adanya. Ibunya dengan penuh kasih memelihara dan
mendidik anaknya agar kelak bisa hidup mandiri dengan baik.
Alkisah, suatu hari, di sebuah perguruan di puncak bukit,
seorang murid yang telah menyelesaikan pelajaran hendak turun gunung
mempraktikkan ilmunya di tengah masyarakat. Saat pamit ke gurunya yang
terkenal bijaksana, si murid pun meminta wejangan terakhir dari sang
guru.
Suatu ketika, ada seorang pemuda yang mendapat warisan dari orangtuanya.
Karena tergolong keluarga sederhana, ia hanya mendapat sedikit uang dan
beberapa buah buku. Sebelum meninggal, ayahnya berpesan, “Anakku,
buku-buku ini adalah harta yang tak terhingga nilainya. Ayah berikan
kepadamu, baca dan pelajarilah. Mudah-mudahan kelak nasibmu bisa
berubah lebih baik. Dan ini sedikit uang, pakailah untuk menyambung
hidup dan bekerjalah dengan rajin untuk menghidupi dirimu sendiri.”
Awalnya, sang istri berusaha terus
bersabar dengan kondisi tersebut. Ia yakin, suaminya suatu saat akan
berubah kembali seperti semula. Namun, beberapa bulan berlalu, entah
mengapa perangai suaminya tidak juga berubah. Sang istri nyaris putus
asa, bahkan sudah berniat menyudahi pernikahan mereka. Beruntung, saat
mengadukan masalahnya pada seorang sahabat dekat, ia mendapat informasi
adanya seorang pertapa di gunung yang sangat sakti.
Sekelompok anak kecil sedang bermain di
dekat dua jalur kereta
Alkisah di sebuah desa di negri China, hiduplah seorang lintah darat
yang sangat kejam. Demi menumpuk kekayaannya sendiri, ia meminjamkan
uang ke penduduk desa, dan menagih bunga sangat tinggi untuk setiap
pinjamannya. Karena penduduk desa di sana sangat miskin, akhirnya mereka
terpaksa meminjam dari lintah darat tersebut.
Pada suatu malam, seorang pria yang baru selesai bekerja masuk ke
dalam rumah. Dia dikejutkan dengan suara isak tangis anak laki-lakinya
yang akan beranjak remaja. Suara itu berasal dari kamar sang anak
laki-laki. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan anaknya
menangis tersedu-sedu.
