
“Aku ingin bercerita sepenggal kisah masa
silamku. Dahulu, aku saat masih beragama Kristen, Natal adalah waktu
yang sangat kami (para pemuda, para pria) idam-idamkan,” ujar Daniel
memulai kisahnya.
“Mengapa?” tanya saya penuh penasaran
dalam bincang-bincang dengannya di sebuah perguruan tinggi wilayah Hajj
Yusuf, Sudan, beberapa waktu lalu.
“Mari kita minum teh dulu,” ajaknya sembari dia menuangkan teh panas ke gelas saya.