Dulu, ibuku pernah berkata seperti ini : “Tsaura, kuliah itu biayanya
mahal sekali tapi semahal apapun umi akan berusaha keras supaya Tsaura
bisa kuliah, umi mau semua anak-anak umi kuliah dan jadi orang sukses”
kalimat itu terngiang ngiang di kepalaku dan mengingat bahwa saat itu
keluargaku masih dalam tahap perjuangan menuju keluarga mapan, maka aku
yang masih kecil itu pun mengambil sebuah kaleng bekas susu di dapur,
lalu membuat lubang kecil di atasnya untuk memasukkan uang. yap, aku
membuat sebuah celengan. hari demi hari kulewati, ku ingat hari-hari itu
kusisihkan uang jajanku dan ku simpan dalam kaleng susuku. mulai dari
recehan hingga uang kertas. setiap hari yang ada dikepalaku adalah bahwa
aku ingin kuliah di tempat yang serba biru karena aku suka sekali
dengan warna biru.
Setiap kali jumlah uang sudah mencapai pertengahan kaleng susu, aku
selalu menghitungnya, sudah sampai mana aku menabung. Tapi, setiap kali
uang yang kupunya sudah cukup banyak, ibuku selalu meminta uang
tabunganku untuk membeli sayur dan bahan makanan lainnya di rumah.
sungguh, waktu itu aku cukup kesal dengan ibuku, bagaimana aku bisa
kuliah kalau uangnya di ambil umi terus? pikirku saat itu. Tapi setiap
kali ibuku meminta uang, aku selalu memberikannya, aku tak bisa menolak.
Karena aku pun tahu bahwa ketika ibuku meminta uang tabunganku,
tandanya ibuku btidak punya uang sama sekali.
hanya itu yang aku pikirkan dan aku lakukan waktu kecil hingga waktu terus bergulir dan kini aku sedang
mengikuti alur yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa baru “ospek”,
saat ospek aku mendapat almamater warna biru, tas berwarna biru dan
untuk atribut ospek pun aku memakai pita warna biru, semua karena
lambang dari fakultasku berwarna biru. yap. mimpi kecilku terwujud. Kini
orangtuaku sudah cukup mapan, Aku mampu berkuliah di sebuah perguruan
tinggi negeri yang cukup ternama dan semuanya serba biru. Allah telah
mewujudkan mimpiku. Alhamdulillah, sungguh aku berterima kasih padaMu ya
Allah. dan aku tersadar, bahwa tabunganku yang sebenarnya bukanlah
tabungan yang ada di kaleng susuku, tapi tabungan yang ada di sisi Allah
ketika aku ikhlas memberikan seluruh tabunganku pada ibuku. disitulah
kuncinya. luar biasa ya, Allah memang tidak pernah lupur dari
hamba-hambaNya.
Teman, itulah salah mimpi kecilku, kini aku sedang membuat mimpi-mimpi
baru dan sedang berusaha untuk mewujudkannya, ingatlah bahwa Allah tidak
pernah luput dari hamba-hambaNya. Oleh karena itu, mari kita buat hidup
kita berarti untuk diri sendiri, orang tua, dan orang lain melalui
mimpi-mimpi dan kerja-kerja besar yang kita lakukan. yakinlah bahwa
Allah akan selalu memberikan jalan, tidak ada di dunia ini yang namanya
jalan buntu, jalan buntu hanya untuk orang-orang yang putus asa, sedang
untukmu yang sedang berjuang, percayalah bahwa Allah akan selalu
memberikan jalan. Dan terkadang butuh kepekaan dari diri kita untuk
melihat jalan-jalan itu, jalan-jalan itu adalah peluang. Kalau kata
Raditya Dika peluang itu seperti pintu, ada dimana-mana, tinggal apakah
kita mau rajin mengetuk atau tidak, karena kita tidak tahu di pintu mana
kita akan diterima.
semangat dan teruslah berjuang, hidup ini hanya sekali kawan, jangan disia-siakan.
0 komentar:
Post a Comment