“Tahu, mengapa kita tak boleh terlalu senang berlebihan saat dikaruniai kenikmatan?
Agar kita menjaga yang lain untuk tetap bersyukur..
Karena, tak semestinya kita menjadi perantara orang untuk kufur nikmat..Yang hamil, menjaga perasaan orang yang belum hamil..
Yang sudah menikah, menjaga perasaan orang yang belum menikah..
Yang kaya, menjaga perasaan orang yang miskin..
Yang sempurna fisiknya, menjaga perasaan orang yang memiliki kekurangan fisik..
Indah.Kita menjaga diri bukan lantaran orang-orang disekitar kita iri..
Kita menjaga diri bukan berarti kita tidak berhak mengekspresikan rasa senang dan syukur kita..
Kita menjaga diri karena kita ingin sama-sama bersyukur dengan mereka yang belum mendapati nikmat yang sudah kita dapati..Karena menjadi perantara syukur bagi orang lain adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang sesungguhnya”
Kalimat diatas saya baca pagi ini,
dan cukup menampar hati saya, mengingatkan saya saat saya memiliki
segalanya sekian tahun yang lalu, iya memiliki segalanya ternyata
membuat saya sombong dan melupakan perasaan orang orang disekiling
saya yang juga menjadi kewajiban saya untuk menjaganya :)
Saya jadi teringat beberapa waktu lalu
saya menegur seorang sahabat yang boleh dibilang memiliki segalanya yang
orang inginkan dan impikan di dunia ini, dia
memiliki usaha, memiliki istri yang cantik dan seorang putra yang sedang
lucu lucunya, setiap hari dia memamerkan (ini istilah
saya yah ”memamerkan”) semua yang ia miliki, photo didepan warung
mie nya, photo dideapan mobil barunya plus anak dan istrinya tentunya
yang buat saya ini berlebihan, kalaupun dia memiliki segalanya apa
iya harus begitu, harus dipajang, wajib di pertontonkan? kan engga kan?
kemudian saya tegur untuk tidak berlebihan
karena tidak semua orang suka dan jawabannya pas dengan perkiraan
saya ”iri ya lo De? gak punya kan?” masya Allah, kalaupan
saya punya tentu saya tidak akan memamerkannya bro !!
Saya jadi teringat pesan guru mengaji saya bahwa agama bukan hanya soal ibadah shalat, zakat dan puasa tapi lebih soal tingkah laku, soal membawa diri, soal menjadi muslim muslimah yang rendah hati, karena Islam itu sederhana dalam pembawaan tapi berat dalam ilmu, seharusnya sebagai seorang muslim muslimah yang baik kita wajib menjaga perasaan orang lain…ini bukan soal saya tidak punya dan kamu punya, ini soal menjadikan diri kita jembatan untuk bersyukur, bukan menggunakan semua yang ALLAH berikan kemudian memakai pakaian kesombongan, lalu dimana nilai syukurnya? atau kita yang mengatas namakan umat Nabi Muhammad ini tidak lagi bisa membedakan mana syukur dan mana sombong, nauzubillahimindzalik !!
.
Sudah selayaknya, dalam
berbahagia pun kita mesti bersabar, bersabar untuk tidak mengumbar
untuk tak melulu kebahagiaan itu disebut-sebut dalam berbagai
kesempatan, sebab langit disini belum tentu serupa dengan langit disana
…. semua yang kita miliki belum tentu membuat orang bangga
juga memilikinya, lalu apa yang bisa kita banggakan !!!
Mari belajar bersabar ketika memiliki segalanya, sebab sabar bukan hanya saat tak memiliki apa apa …
0 komentar:
Post a Comment