Pages

26 April 2014

Indahnya sepi

Saat ini saya sedang menikmati indahnya sepi atau memang ada yang menari nari di jiwa saya dan tak mampu saya keluarkan menjadi tulisan atau sekedar menjadi kata, kelu lidah saya, kaku jari jemari saya :) saya jadi teringat dengan seorang anak kecil berusia 12 tahun,
seorang lelaki tampan yang sepanjang hidupnya sepi, sepanjang hidup nya ia diam dan sepanjang hidupnya ia tak berkata sepatah katapun dan sepanjang hidupnya ia bermain dengan sepinya, menikmati indahnya sepi miliknya. Iya, dia adalah Aziz seorang anak autis yang lahir dari darah yang sama dengan saya karena ia adalah sepupu kecil saya :(
Iya, saya ingat seminggu lalu ia dititipkan dirumah saya untuk saya ajak bermain :) ketika saya dan dia mewarnai ia diam dan asik dengan dunianya sendiri hingga gambar itu selesai dan ia berikan kepada saya tanpa berkata, ketika saya memainkan jari jemari lentik saya memetik gitar, ia hanya meletakan jemarinya di atas snar  yang sama ini tanpa tahu bagaimana bunyinya dan tanpa ekpresi apakah ia menikmati dawai gitar ini atau ia hanya ingin tahu, karena senyum saya tak pernah dibalasnya :( iya, dunianya begitu sunyi, begitu hening, begitu bisu :(
Subhanallah… ALLAH menciptakan lelaki kecil ini pasti untuk mengajarkan kepada orang orang sekelilingnya bahwa untuk bicara dengan ALLAH tidak perlu bersuara, ketika menginginkan sesuatu tidak perlu berteriak, dan lelaki kecil ini mengajarkan betapa indahnya dunia yang ia miliki, syurganya nan sepi yang sepanjang 12 tahun ia tempati tanpa suara, ALLAH tetap memenuhi kebutuhannya untuk hidup :(
Ya ALLAH, wahai pemilik napas, yang setiap apa yang ENGKAU ciptakan adalah ilmu bagi yang lain, terima kasih sudah mengajarkan saya betapa indahnya sepi … sepi adalah ketika hanya saya dan ALLAH yang saling berbicara bahkan tanpa kata :)
Mungkin kadang diam itu memang indah, kata guru mengaji saya “Lisan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa saja yang ia maui.” jadi Aziz hanya bicara dengan hati nuraninya dan menyampaikan lewat perbuatannya saja tanpa bicara, ya ALLAH sayangi dia dalam bisunya ya ALLAH :)

0 komentar:

Post a Comment