Seorang Sufi besar bernama Sufyan Ats-Tsauri mengisahkan sebagai berikut:
"Aku telah tinggal di Makkah dalam kurun waktu yang lama. Ada salah
seorang laki-laki dari penduduk Makkah yang setiap harinya selalu datang
ke masjid pada tengah hari. Lalu ia thawaf dan melaksanakan shalat dua
rakaat. Setelah itu ia memberi salam kepadaku lalu pulang ke rumahnya.
Maka tumbuhlah rasa kasih sayangku padanya, dan aku senantiasa
mengunjunginya.
Suatu ketika, lelaki itu jatuh sakit, lalu ia memang gilku dan berkata,
"Jika aku mati, aku harap engkau me mandikan jenazahku, menyalatkan dan
menguburkanku, dan pada malam harinya, janganlah engkau tinggalkan aku
sendirian di dalam kubur. Kemudian tuntunlah aku dengan kalimat tauhid,
untuk menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir." Akupun menyanggupi untuk
mengem¬ban amanah tersebut.
Maka pada saat ia meninggal dunia, semua amanah itu aku laksanakan, dan
aku berada di dekat kuburnya semalam untuk mendoakannya. Dan ketika aku
berada dalam keadaan antara tidur dan terjaga, tiba- tiba aku mendengar
ada suara yang berseru dari atasku, "Wahai Sufyan. Dia tidak membutuhkan
penjagaanmu, tuntunanmu dan juga tidak butuh ditemani olehmu. Ada yang
telah menemani dan menuntunnya." Lalu aku bertanya, "Apakah yang menjadi
sebab dari semua ini?" Suara itu menjawab, "Semua itu disebabkan oleh
puasa Ramadhan yang ditunaikannya, dan diteruskan dengan puasa enam hari
bulan Syawal."
Lalu, akupun terjaga, tapi aku tidak melihat seorangpun di dekatku.
Kemudian aku berwudhu dan shalat, dan aku tidur. Dalam tidurku, aku
memimpikan hal yang sama, dan mimpi itu terulang sampai tiga kali. Maka
aku menyadari bahwa mimpi itu berasal dari Allah Swt, dan bukan dari
setan. Akupun meninggalkan kuburan lelaki tersebut dan berdoa, "Ya
Allah, dengan karunia dan Kemuliaan-Mu, berilah aku kemampuan untuk
dapat menjalankan ibadah puasa seperti itu."
(Dikutip dari An- Nawadir, karya, Ahmad Syihabuddin al-Q.alyubi)
0 komentar:
Post a Comment